Kamis, 14 November 2013

Hormon Cinta Melancarkan Proses lahiran si Buah Hati

Apabila kita teliti lebih dalam, cinta dan kasih sayang ibu kepada anaknya sebetulnya lahir dan direalisasikan oleh hadirnya trio hormon ajaib. Pakar ginekologi asal Amerika Serikat, Michel Odent, menamai hormon-hormon tersebut sebagai “love hormone” atau “hormon cinta”, yang terdiri atas oksitosin, endorfin, dan prolaktin. Ketiganya bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lain sehingga muncul serangkaian “keajaiban” dalam hubungan ibu dan anak.Oksitosin sering disebut sebagai hormon ajaib. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus yang terdapat di otak ibu. Hipotalamus sendiri memiliki kemampuan untuk mengontrol reaksi biologis dalam tubuh seperti rasa lapar, haus, naik turunnya temperatur tubuh, dan dinamika emosi manusia seperti rasa takut, marah, sedih, atau bahagia. Oksitosin juga mampu merangsang produksi susu dan
menghadirkan pleasure feeling atau perasaan nikmat ketika suami-istri berhubungan intim.Oksitosin semakin aktif diproduksi sejak seorang ibu mulai mengandung. Kadarnya mencapai puncak ketika terjadi proses persalinan yang bersifat alami. Ketika itu oksitosin akan dilepaskan oleh otak, terutama setelah terjadinya proses pelebaran serviks dan vagina yang berfungsi untuk memfasilitasi proses persalinan. Oksitosin akan memicu terjadinya kontraksi rahim selama persalinan. Pada saat bersamaan, oksitosin akan masuk ke tubuh bayi melalui plasenta yang jumlahnya akan terus meningkat sampai si jabang bayi dilahirkan.Setelah itu tubuh ibu dan bayi akan mengeluarkan hormon endorfin secara bersamaan. Kadar endorfin akan terus meningkat pada masa akhir persalinan. Hormon ini berperan penting untuk meredam rasa sakit akibat reaksi dari kontraksi yang muncul dan luka pada vagina ibu –atau perut apabila menggunakan operasi caesar— selepas persalinan. Endorfin sangat berperan dalam menciptakan rasa ketergantungan dan jalinan emosional antara ibu dan bayinya. Hormon cinta ini terus-menerus diproduksi sampai beberapa waktu setelah persalinan. Itulah sebabnya rasa sakit yang dirasakan ibu ketika melahirkan seakan hilang dan berganti dengan rasa bahagia saat melihat buah hati lahir dengan selamat.Setelah jabang bayi keluar dari kandungan, terjadi “kerjasama” antara oksitosin dengan hormon cinta yang ketiga, prolaktin. Jika prolaktin bertugas memproduksi susu dan distimulasi oleh isapan bayi pada puting ibunya, oksitosinlah yang bertugas merangsang kelenjar susu (mammary glands) yang ada pada diri si ibu.Akhirnya ASI pun “diturunkan” dari tempat penampungannya sehingga bisa diisap lewat puting (nipple).Meskipun bayi memproduksi oksitosin sendiri pada saat menyusu, sang ibu juga mentransfer oksitosin pada bayi melalui ASI-nya. Kadar oksitosin ini akan tetap berada pada level tertinggi jika si ibu secara intens menyusui dan memeluk bayinya. Jumlah oksitosin yang diproduksi tergantung pada intensitas kontak antara ibu dan bayinya. Karena itulah level oksitosin yang diproduksi oleh ibu menyusui jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Kondisi hormonal inilah yang menimbulkan perasaan tenang dan bahagia.Kerjasama di antara ketiga hormon cinta, yaitu oksitosin, endorfin, dan prolaktin telah melahirkan sifat-sifat dasar keibuan dalam diri seorang wanita.

Tidak ada komentar: