Apabila kita teliti lebih dalam, cinta
dan kasih sayang ibu kepada anaknya sebetulnya lahir dan direalisasikan
oleh hadirnya trio hormon ajaib. Pakar ginekologi asal Amerika Serikat,
Michel Odent, menamai hormon-hormon tersebut sebagai “love hormone” atau
“hormon cinta”, yang terdiri atas oksitosin, endorfin, dan prolaktin.
Ketiganya bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lain sehingga
muncul serangkaian “keajaiban” dalam hubungan ibu dan anak.Oksitosin
sering disebut sebagai hormon ajaib. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipotalamus yang terdapat di otak ibu. Hipotalamus sendiri memiliki
kemampuan untuk mengontrol reaksi biologis dalam tubuh seperti rasa
lapar, haus, naik turunnya temperatur tubuh, dan dinamika emosi manusia
seperti rasa takut, marah, sedih, atau bahagia. Oksitosin juga mampu
merangsang produksi susu dan
menghadirkan pleasure feeling atau
perasaan nikmat ketika suami-istri berhubungan intim.Oksitosin semakin
aktif diproduksi sejak seorang ibu mulai mengandung. Kadarnya mencapai
puncak ketika terjadi proses persalinan yang bersifat alami. Ketika itu
oksitosin akan dilepaskan oleh otak, terutama setelah terjadinya proses
pelebaran serviks dan vagina yang berfungsi untuk memfasilitasi proses
persalinan. Oksitosin akan memicu terjadinya kontraksi rahim selama
persalinan. Pada saat bersamaan, oksitosin akan masuk ke tubuh bayi
melalui plasenta yang jumlahnya akan terus meningkat sampai si jabang
bayi dilahirkan.Setelah itu tubuh ibu dan bayi akan mengeluarkan hormon
endorfin secara bersamaan. Kadar endorfin akan terus meningkat pada masa
akhir persalinan. Hormon ini berperan penting untuk meredam rasa sakit
akibat reaksi dari kontraksi yang muncul dan luka pada vagina ibu –atau
perut apabila menggunakan operasi caesar— selepas persalinan. Endorfin
sangat berperan dalam menciptakan rasa ketergantungan dan jalinan
emosional antara ibu dan bayinya. Hormon cinta ini terus-menerus
diproduksi sampai beberapa waktu setelah persalinan. Itulah sebabnya
rasa sakit yang dirasakan ibu ketika melahirkan seakan hilang dan
berganti dengan rasa bahagia saat melihat buah hati lahir dengan
selamat.Setelah jabang bayi keluar dari kandungan, terjadi “kerjasama”
antara oksitosin dengan hormon cinta yang ketiga, prolaktin. Jika
prolaktin bertugas memproduksi susu dan distimulasi oleh isapan bayi
pada puting ibunya, oksitosinlah yang bertugas merangsang kelenjar susu
(mammary glands) yang ada pada diri si ibu.Akhirnya ASI pun “diturunkan”
dari tempat penampungannya sehingga bisa diisap lewat puting
(nipple).Meskipun bayi memproduksi oksitosin sendiri pada saat menyusu,
sang ibu juga mentransfer oksitosin pada bayi melalui ASI-nya. Kadar
oksitosin ini akan tetap berada pada level tertinggi jika si ibu secara
intens menyusui dan memeluk bayinya. Jumlah oksitosin yang diproduksi
tergantung pada intensitas kontak antara ibu dan bayinya. Karena itulah
level oksitosin yang diproduksi oleh ibu menyusui jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Kondisi hormonal inilah
yang menimbulkan perasaan tenang dan bahagia.Kerjasama di antara ketiga
hormon cinta, yaitu oksitosin, endorfin, dan prolaktin telah melahirkan
sifat-sifat dasar keibuan dalam diri seorang wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar